
Ditengah perjalanan perempuan yang diikuti oleh Sabrina menoleh kepada Sabrina.
” Mbak..? Kenapa nangis?? ” Ujar Sabrina dengan muka khawatirnya.
” Aaanuu mba aanuuu… ” Dengan nada kebingungan perempuan tersebut menjawab.
” Kenapa mbanya ini? Aku lihat tadi lari sambil nangis sesegukan.. ” Ujar Sabrina mencari tau kenapa perempuan tersebut menangis.
” Aku dikejar-kejar suamiku mba.. Aku mau dibunuh sama dia mbaa… ” Dengan nada sesegukan perempuan itu menjawab.
Kemudian perempuan tersebut lari ke arah luar pasar dan menuju hutan.
” Mbak tunggu mbaaa… ” Ujar Sabrina sambil mengejar perempuan tersebut.
Sabrina mengejar perempuan tersebut hingga menjauh pasar dan memasuki hutan.
.
.
Dipasar Ambar, Jefri , & Roy sedang mencari makanan untuk mengisi perut mereka yang kosong.
” Mau makan apa nih kita? ” Ujar Jefri.
“Gimana kalo itu tuh disitu kayanya enak.. ” Ujar Ambar sambil menunjuk warung yang tidak jauh dari mereka.
Akan tetapi Roy khawatir dengan Sabrina yang pergi sendirian diluar pasar.
” Eh gimana kita balik lagi ajh ke Sabrina, aku khawatir sama Sabrina takut dia kenapa napa.. ” Ujar Roy dengan khawatirnya.
” Udahlah salah siapa dia ngga mau ikut kita… ” Dengan santainya Jefri mengatakan hal itu.
” Mending kita ke warung itu ayoo.. Lagian perutku udah laper banget nih ayo Ambar…” Sambung Jefri dengan tidak memperdulikan Sabrina dan lagi-lagi dia hanya memikirkan makanan saja.
” Eh aku juga khawatir ih sama Sabrina.. ayo kita susul Sabrina.. ” Ujar Ambar dengan rasa bersalah karena membiarkan Sabrina pergi sendirian.
” Eh makan dulu ajh ngapa… perutku udah laper banget niii.. ” Ujar Jefri yang sedari tadi memikirkan makanan saja.
” Yee bukannya mentingin temen.. malah mentingin perut sendiri.. mending cari makan sendiri ajh sana Jefri.. ” Dengan kesal Ambar berbicara tersebut.
” Yaudah ayo mbar kita susulin Sabrina… ” Ujar Roy lalu bergegas menuju tempat Sabrina diikuti juga dengan Ambar.
” Yee maen ninggalin ajh… Tungguin woy.. ” ujar Jefri dengan kesalnya, karena ditinggal oleh Roy dan Ambar.
.
.

Sesampainya di hutan Sabrina ketinggalan jejak oleh perempuan yang dia kejar tadi. Dengan bingungnya Sabrina menelusuri hutan dan memanggil-manggil perempuan tersebut.
” Mbak mbaaak mbaak dimana?? ” Teriak Sabrina memanggil perempuan yang Sabrina kejar.
Dengan kebingungan Sabrina terus menelusuri dan mencari perempuan tersebut. Dan sekian lama Sabrina mencari akhirnya Sabrina melihat perempuan tersebut duduk dibawah pohon, dengan kepala menghadap kebawah dan masih tetap menangis.
Kemudian Sabrina mendekati perempuan tersebut dan menepuk pundaknya, dan perempuan tersebut melihat kearah Sabrina dengan tatapan yang tajam dan dia tertawa dengan kencangnya. Dengan kagetnya Sabrina pun mundur perlahan.
” Kenapa ini perempuan ko tiba tiba dia tertawa yah,tadinya menangis sesegukan ” cetus Sabrina dalam hati kebingungan.
Kemudian perempuan tersebut berdiri dan tiba-tiba perempuan tersebut melayang. Dan wajahnya berubah menjadi menyeramkan. Sontak Sabrina kaget dan terkejut melihat hal itu, Sabrina pun berteriak lalu dia lari menjauh.
” Kun Kuuun kuntilanak… ” Dengan kaget dan lemasnya Sabrina lari terbirit-birit, dan dengan nafas yang tersengal-sengal dia berlari hingga diujung hutan dan tak disadari Sabrina berada ditepian jurang, dan akhirnya Sabrina terpeleset dan jatuh. Dia terguling-guling kebawah dan kepalanya terbentur pohon dan batu yang membuat kepalanya mengalami pendarahan yang parah.
.
.
Ambar, Roy, dan Jefri akhirnya kembali ke tempat awal mereka berpisah dengan Sabrina. Dan terkejutlah mereka tidak menemukan Sabrina. Yang bilang ingin menunggu didepan pasar. Akhirnya mereka pun mengkhawatirkan sabrina.
” Sabrina.. sab.. Sabrina… ” Roy dengan lantang memanggil nama sabrina. Ambar dan Jefri pun ikut memanggil nama Sabrina.
” Sabrina kamu dimana?? Jan bercanda deh.. ” Ujar Ambar dengan khawatirnya.
” Sabrina kamu ngumpet dimana sabrinaaa… ” Ujar Jefri pun bersautan dengan Ambar. Mereka terus memanggil, kira mereka Sabrina bercanda dan bersembunyi ketika teman temannya datang.